SELARASKAN PERKATAAN DAN PERBUATAN

Posting Komentar
Bacaan. Yeremia 34 : 8-23
Janji tinggal janji, parlente jalan tarus, ungkapan ini berarti mengingkari janji atau perkataan tidak sesuai dengan perbuatan, Perbuatan mengingkari janji inilah yang dilakukan oleh para pejabat, pemimpin umat dan masyarakat yang ada di Yerusalem. Mereka mengumumkan pembebasan kepada budak laki-laki dan perempuan dan membebaskan mereka sebagai orang-orang merdeka sesuai dengan perintah Tuhan Allah (peraturan tahun sabat dalam Kel. 21 : 1-6 ; Ul. 15 : 1-11) bahkan perjanjian tersebut diikat dengan sumpah dihadapan Tuhan Allah (ayat 8-15). Namun, karena kedegilan hati, mereka menarik kembali perkataan atau membatalkan perjanjian pembebasan budak. Budak yang telah dibebaskan diperbudak lagi (ayat 16). Akibat dari tindakan yang tidak taat dan setia itu, maka Tuhan Allah mendatangkan murka-Nya atas mereka (ayat 17). Murka Tuhan meliputi; kematian, penyakit sampar (penyakit menular), kelaparan, hancurnya kota Yerusalem, umat di bawa ke pembuangan (ayat 17-22). Gambaran malapetaka yang dasyat adalah akibat ketidaktaatan bangsa Israel akan janji mereka kepada Tuhan. Kisah ini menyuguhkan makna untuk dijadikan sebagai pedoman iman. Jika kita berjanji di hadapan Tuhan dan manusia, hendaknya ditepati (jangan berbohong). Misalnya: sebagai pemimpin setia melaksanakan sumpah jabatan, berjanji kepada istri atau suami untuk tetap setia, berjanji untuk melayani keluarga dengan baik (jangan mengkhianati), berjanji melaksanakan tugas pelayanan gereja dengan setia, lakukanlah dengan taat. Karena jika kita tidak memenuhi janji tersebut, maka kita akan mendapatkan penghukuman Allah. Ingatlah perkataan Mahatma Gandi: "Selaraskan kata dan tindakan".
Doa: Tuha, kiranya kata dan tindakan kami selaras. Amin.
Jemaat GPM Soya
Blog yang dibuat untuk membantu pelayanan dalam lingkungan/wilayah Jemaat GPM Soya.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter