Sekarang ini banyak sekali dijumpai dalam berbagai bentuk
media pemberitaan tentang berpindahnya seseorang dari
agama A ke agama B. Isi pemberitaan ini disampaikan dengan
kisah-kisah yang menarik dan sangat memancing emosi pembaca
atau penontonnya. Suatu ketika seorang bapak yang cukup fanatik
dalam menjalani kehidupan beragamanya mempertanyakan
kebenaran berita tersebut, katanya : apakah berpindah agama
semudah seseorang hendak melakukan perjalanan dari kota A ke
kota B dan ia hanya perlu membeli tiket atau membayar ongkos
transportnya saja? Sikap mempertanyakan perubahan yang terjadi
pada diri seseorang apalagi berkaitan dengan hal yang sifatnya
prinsip yakni tentang keyakinannya memang merupakan suatu
kewajaran. Hal ini pun menolong setiap orang untuk menganalisa
benar tidaknya perubahan tersebut sambil memberi catatan
evaluatif yang memberi makna bagi diri sendiri. Kisah perubahan
hidup Raja Nebukadnezar dalam nas bacaan hari ini mungkin pula
membuat kita bertanya, mengapa sang raja berubah
kepercayaannya? Alangkah baiknya kita membaca keseluruhan
cerita tentang Raja Nebukadnezar. Otoritas Tuhan merupakan
kekuasaan yang paling tinggi dan harus diakui serta diterima oleh
siapapun termasuk Raja Nebukadnezar. Itulah pesan utama dari
cerita tentang perubahan hidup Raja Nebukadnezar. Ketika sang
raja mengalami hal yang sama dengan mimpinya, ia sadar bahwa
Tuhan berdaulat atas dirinya. Otoritas Tuhan kemudian
meruntuhkan seluruh keegoisan sang raja. Ia harus mengakui
bahwa dirinya adalah makhluk yang terbatas sekalipun memiliki
kekuasaan yang luas dan posisi yang paling tinggi dari antara
manusia lainnya. Sebab ketika Tuhan berkehendak, maka jadilah
seperti yang dikehendaki-Nya. Hidup di dalam otoritas Tuhan
merupakan cara kita yang adalah orang beriman untuk hidup sesuai
dengan kehendak-Nya .
Doa: Kami ingin hidup dalam otoritas-Mu ya Tuhan. Amin
Posting Komentar
Posting Komentar