Perencanaan Yang Mendatangkan Kasih Karunia Allah

Bacaan. Imamat 25 : 8-13

Waktu 24 jam yang tersedia, terasa kurang bagi kita. Bekerja dengan tak hentinya untuk mengejar segala keberhasilan. Mengeksplorasi dan mengeksploitasi segalanya tanpa melihat dan memmperhatikan keseimbangan diri sendiri maupun sesama ciptaan. Kita terus mengusahakan segala sesuatu tanpa memepertimbangkan keberadaan, kekuatan diri sediri serta kelangsungan hidup semua ciptaan di semesta ini. Kita, dengan berbagai upaya berusaha keras, dan secepat mungkin serta modal yang sedikit-dikitnya, berhadap memperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Kita dengan penuh kesadaran, terus mengikat diri dan mengikuti pola kehidupan yang tak seimbang serta mengembangkan prinsip ekonomi tidak berkeadilan yang dibangun oleh masyarakat umum. Hal itu membuat kita menjadi hamba, bahkan budak, yang tidak bebas merdeka.

Padahal Allah telah mengajarkan kepada kita, bahwa ada batasan dari segala sesuatu yang harus dijalani dan dikerjakan. Allah memberikan tuntunan, agar kita menjadi manusia yang bebas merkeka bagi diri sendiri dan sesama ciptaan. Allah menghendaki agar kita dapat berlaku adil bagi diri sendiri dan sesama ciptaan-Nya. Seperti Allah, yang beristirahat pada hari ketujuh dan menguduskannya, waktu melakukan penciptaan, maka Dia pun mengajarkan kepada kita untuk juga melakukannya. Tahun Yobel bukan merupakan waktunya Allah datang utnuk membebaskan manusia melainkan masa yang Dia berikan kepada tiap orang guna mebebaskan diri dari segala sesuatu yang mengikat. Aturan tentang tahun Yobel dibuat dengan maksud mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kebaikan bagi diri sendiri juga sesama ciptaan. Tujuannya adalah agar kita dan sesama ciptaan, dapat memberikan kesempatan kepada diri untuk mengarahkan hati kepada Allah guna menghormati, memuji dan bersyukur kepada-Nya.

Doa: Ya Tuhan, terima kasih untuk anugerah-Mu di tahun Yobel ini. Amin.