Perencanaan Yang Mendatangkan Kasih Karunia Allah

Bacaan. Yeremia 39 : 11-14

Taktik pengepungan dan pemutusan, lazim dipakai dalam peperangan yang berlangsung di daerah Timur Dekat Kuno. Pasukan perang mengepung kota lawan, selanjutnya dilangsungkan taktik memotong pasokan makanan dan air, sambil berusaha mebobol tembok. Mereka menanti sampai penduduk kota yang terkepung itu kelaparan, lemah dan mudah dikalahkan. Cara seperti inilah yang dilakukan oleh tentara Babel saat mengepung kota Yerusalem sampai akhirnya mereka berhasil membobol tembok dan merebut kota. Kisah ini mencatat bahwa setelah Yerusalem direbut, nasib raja Zadekia dan nabi Yeremia, berkitan dengan sikap mereka terhadap firman Tuhan. Raja Zadekia yang melarikan diri ke padang gurun mengalmi nasib yang benar-benar mengerikan. Dia ditangkap, dibawa kepada raja Nebukadnezar, dipaksa menyaksikan anak-anaknya dihukum mati, dibutakan matanya, lalu dibelenggu dan dibuang ke negeri Babel. Tidak ada berita lagi tentang raja Zedekia, tetapi mungkin ia bertobat di pembuangan, sehingga ia ditangisi rakyat saat meninggal. Nabi Yeremia diperlakukan berbeda dengan orang-orang Yehuda yang lain. Raja Nebukadnezar memerintahkan agar nabi Yeremia dibebaskan dari prnjara dan diebri kebebasan untuk tetap tinggal di negeri itu. Berbeda dengan nasib banyak orang Yehuda, nabi Yeremia tidak mengalami kekerasan.

Kisah kehancuran kota Yerusalem mengajarkan kita tentang adanya berkat karena ketaaran dan kepercayaan kepada Tuhan serta hukuman karena menolak untuk mendengarkan firman Tuhan. Nabi Yeremia mewakili orang yang taat sekaligus teladan memmercayai Tuhan. Sedangkan raja Zedekia mewakili orang yang tidak mau melakukan firman Tuhan.

Kadang-kadang, Alkitab mengingatkan kita tentang sesuatu yang telah diketahui tetapi kemudian dilupakan atau tidak dilakukan. Mintalah kekuatan Roh Kudus agar kita sanggup melakukan firman Tuhan.

Doa: Tuhan, bentuklah hati kami agar selalu taat kepada-Mu. Amin.