HIDUP DALAM KECUKUPAN

Posting Komentar
Bacaan. Ibrani 13 : 5a.
Suatu kesalahan dan kesesatan terbesar yang dilakukan manusia ialah tatkala ia berjuang dengan segala cara untuk menikmati kekayaan sehingga memperhambakan diri kepada kekayaan (uang). Lalu ia berdoa kepada TUHAN agar memenuhi hasratnya. Tindakkan seperti ini salah dan sesat. Segala bentuk kejahatan adalah akibat dari cinta akan uang lalu orang-orang menyimpang dari kebenaran. Hal ini terjadi bukan saja pada pihak tertentu tetapi pada semua kelangan, termasuk orang Kristen. Akibatnya buruk, tidak heran jika kekristenan menjadi fenomena yang "kering". Menghambakan diri kepada uang adalah bentuk ketidakpuasan atas apa yang Allah beri dalam hidup kita. Menghambakan diri kepada uang adalah bentuk ketidakpercayaan sekaligus bentuk penyerahan diri yang tidak seutuhnya pada pemeliharaan Allah dalam kecukupan yang sejati. Pemeliharaan Allah dalam kecukupan yang sejati itu memungkinkan kita untuk menikmati hidup dalam kebahagiaan. Hati kita dipenuhi dengan ucapan syukur. Bila hati kita dipenuhi dengan ucapan syukur, maka dalam segala keadaan kita dapat berkata cukup. Tak dapat disangkali bahwa uang itu penting tetapi bukan segala-galanya. Uang tidak dapat membeli sukacita, kebahagiaan, ketenangan apalagi keselamatan jiwa. Karena itu siapa cinta uang tidak akan puas dengan uang dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia (bd. Pengkhotbah 5 : 9). Karena itu jaga hati supaya tidak terfokus pada harta dan kekayaan yang pada gilirannya menjadikan kita hamba uang dan orang-orang yang tidak pernah merasa berkecukupan.
Doa: Tuhan jadikanlah kami orang-orang yang sungguh memepercayakan seluruh hidup dalam pemeliharaan-Mu yang berkecukupan. Amin.
Jemaat GPM Soya
Blog yang dibuat untuk membantu pelayanan dalam lingkungan/wilayah Jemaat GPM Soya.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter