Seorang mantan warga bina lapas pada salah satu lembaga pemasyarakatan di Jawa menceritakan pengalamannya selama berada di dalam penjara. Ia bertemu dengan seorang tokoh berinisial AB, yang sangat berpengaruh dalam suatu kelompok agama di Indonesia pada waktu itu. Menurut ceritanya, mereka berdua memiliki komunikasi yang baik bahkan saling mempengaruhi satu sama lain terkait keyakinan masing-masing. Percakapan seperti ini tentunya bukanlah hal mudah jika sang mantan napi tersebut tidak memiliki rasa percaya diri bahkan keberanian. Nas bacaan hari ini menampilkan sikap keberanian Para Rasul ketika menghadapi Imam Besar selaku pemimpin Mahkamah Agama. Mereka dengan tegas dan lantang menjawab bahwa ketaatan seharusnya kepada Allah yang telah membangkitkan Yesus dan bukan kepada Mahkamah Agama. Perkataan Para Rasul ini sangat menusuk hati Mahkamah Agama sehingga mereka pun bermaksud membunuh Rasul-Rasul itu. Namun Rasul-Rasul tersebut tidak takut dan terus bersaksi. Keberanian yang dimiliki ini sangat dipengaruhi juga oleh pengalaman sebelumnya (ay. 17-25). Mereka meyakini campur tangan Tuhan dan peranan Roh Kudus sehingga dengan berani mereka berkata-kata tentang Yesus yang telah mereka lihat dan dengar selama ini. Roh Kudus membaharui seluruh peran mereka sebagai Rasul yang tidak tinggal diam, melainkan terus bergerak secara dinamis memberitakan tentang Yesus Kristus kepada dunia. Roh Kudus pun mengubah pengetahuan dan keyakinan mereka yang selama ini hanya sampai pada tahapan inderawi dan dimiliki sendiri menjadi sebuah pengetahuan dan keyakinan yang harus diberitakan melalui perkataan dan tindakan. Roh Kudus yang sama itu juga akan selalu memampukan kita untuk bersaksi dengan berani tentang Tuhan yang kita imani. Untuk itu, terbuka pada pertolongan Roh Kudus harus menjadi sikap iman kita.
Doa : Tuntunlah kami dengan Roh Kudus-Mu untuk berani bersaksi tentang Engkau, ya Kristus Juruselamat dunia. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar