(Bacaan. Yesaya 66 : 1-14)
Kata bersukacita menggambarkan ekspresi rasa bahagia yang diekspresikan dan diharapkan oleh setiap orang. Namun tidak demikian dengan pengalaman umat Israel dalam
Kata bersukacita menggambarkan ekspresi rasa bahagia yang diekspresikan dan diharapkan oleh setiap orang. Namun tidak demikian dengan pengalaman umat Israel dalam
Bacaan kita hari ini. Penulis menggambarkan tentang situasi umat sekembalinya dari pembuangan, yang mengalami hidup dalam penderitaan. Akibat dari penderitaan yang dialami umat, membuat mereka tergoda dan jatuh dalam peyembahan-penyembahan berhala. Namun kebesaran Tuhan yang digambarkan dalam ay 1 serta keberpihakan-Nya kepada orang-orang yang tertindas, patah semangatnya dan yang gentar kepada fiman-Nya (Ay 2) akan dinyatakan. Tuhan akan memberikan sukacita bagi mereka yang gentar kepada firman-Nya dan menghormati nama-Nya (Ay 5). Bahkan mengalirkan keselamatan seperti sungai dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir serta menunjukan kasih-Nya dengan menyusu, menggendong, membelai juga menghibur seperti seorang ibu (Ay 12-13).
Penderitaan juga dapat dialami oleh setiap kita. Akan tetapi bagaimana kita menyikapi dan meresponi penderitaan itu sebagai orang percaya. Baiklah penderitaan itu dijalani dengan tetap mengimani bahwa Allah akan menyatakan kasih setia-Nya. Sebab Kasih, kesetiaan dan keberpihakan-Nya itu akan dinyatakan ketika secara sadar kita gentar pada fiman dan menghormati nama-Nya.
Jadikanlah Tuhan sebagai tokoh sentral dalam seluruh kehidupan kita sambil meyakini bahwa kesetiaan-Nya itu untuk selama-lamanya.
Teruslah bersukacita di dalam Tuhan, andalkan Dia senantiasa dan berserahlah pada kehendak-Nya. Ingatlah bahwa pengorbanan Kristus di kayu salib telah memberikan keselamatan bagi kita yang percaya kepada-Nya dan oleh sebab itu patutlah kita bersukacita.
Doa: Ya Tuhan, terima kasih untuk keselamatan dan sukacita yang Engkau berikan bagi kami. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar