(Bacaan. Mazmur 115 : 1-8)
Bagai mencincang air adalah pribahasa yang berarti melakukan pekerjaan yang sia-sia. Hal ini sama dengan kepercayaan kepada berhala-berhala buatan tangan manusia dari emas dan perak yang tidak dapat melakukan apapun seperti yang digambarkan oleh pemazmur dalam bacaan kita hari ini. Mempunyai mulut, mata, telinga, hidung, tangan, kaki dan kerongkongan tetapi semuanya itu sama sekali tidak memiliki fungsi (ay 5-7). Selain itu, pemazmur juga mau menyampaikan pentingnya memiliki kepercayaan yang utuh kepada Allah, sebab hanya nama-Nya yang patut menerima kemuliaan dan puji-pujian. Dia adalah Allah yang penuh dengan kasih dan setia, Dia adalah sumber pertolongan dan perisai serta Allah yang senantiasa memberkati mereka yang percaya kepada-Nya. Indentitas yang melekat pada diri kita sebagai orang percaya tidak serta merta menunjukan kepercayaan yang sesungguhnya kepada Allah. Sebab tanpa kita sadari identitas itu terkadang bertolak belakang dengan perkataan, sikap dan juga perbuatan sehari-hari. Seringkali kita menaruh harapan kepada hal-hal duniawi yang dapat memenuhi hasrat sebagai manusia, baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan sekelompok orang. Upaya untuk memenuhi hasrat itu, secara tidak langsung menggambarkan ketidak percayaan kita secara utuh kepada Allah. Kita lupa bahwa berharap tanpa melibatkan Tuhan sama dengan melakukan sesuatu yang sia-sia. Latihlah dirimu agar tidak mempercayai sesuatu yang semu, melainkan tetap mantapkan hati untuk terus percaya kepada Allah. Percaya kepada Allah tidak hanya sebatas usapan jempol belaka tetapi ditunjukan dengan iman yang sungguh-sungguh. Karena hanya Dia yang dengan kasih setia-Nya mampu menolong dan meberkati kita.
Doa : Ya Tuhan, teguhkanlah selalu iman percaya kami kepada-Mu. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar