Ada pengalaman iman dari seorang bapak ketika menghadapi kerusuhan yang terjadi di Ambon tahun 1999. Keadaan kota semakin mencekam, sang bapak harus bersama-sama dengan warga yang lain untuk berjaga-jaga di perbatasan. Setiap mau keluar berjaga, anak perempuannya selalu mengatakan, “Papa, bae-bae ee.. Jang lupa berdoa voor Tuhan Yesus, supaya Tuhan Yesus jaga papa”. Sambil memeluk anaknya itu, sang bapak menunjukkan pada rompi anti pelurunya, ada kantong yang selalu diisi Alkitab kecil berwarna merah, dan ia berkata: “Tuhan Yesus pasti jaga papa”. Bapak itu kemudian keluar untuk berjaga-jaga dan berperang. Kuasa Tuhan dialaminya ketika terjadi baku tembak, ada peluru yang mengenai dada kirinya, namun ia selamat karena peluru tersebut terkena Alkitab yang ada di kantong baju anti pelurunya. Hari itu setelah perang usai, sang bapak pulang lalu menceritakan pengalaman yang dialami itu kepada istri dan anak-anaknya, mereka menangis sambil bersyukur karena Alkitab kecil itu menyelamatkan suami dan papa mereka. Sejak saat itu, keluarga ini tidak pernah kuatir ketika menemui tantangan hidup, karena dengan mengandalkan Tuhan mereka yakin akan diselamatkan. Kuatir, cemas, takut adalah perasaan manusiawi yang dialami setiap manusia ketika berhadapan dengan tantangan. Rasul Paulus mengingatkan Jemaat Efesus untuk berjaga-jaga terhadap segala hal yang dapat menggoyahkan iman mereka kepada Tuhan. Tantangan yang mereka terima secara internal (ay.11, 16) dan eksternal (ay.12) haruslah dihadapi dengan menggunakan perisai iman yakni berdoa, melakukan kebenaran serta berpegang teguh pada perintah-Nya. Keluarga yang mengenakan perisai iman pasti mampu berdiri di tengah-tengah tantangan hidup bahkan selebihnya juga akan menjadi kuat di dalam Tuhan dan selalu taat untuk mempercayakan hidup di dalam kendali Tuhan.
Doa: Tuhan, yang kami butuhkan adalah Perisai Iman dalam hidup ini. Amin. (Sumber : LPJ GPM)
Posting Komentar
Posting Komentar