Seorang wanita paruh baya dengan wajah yang lusuh dan layu menghampiri seorang penjaga makam sambil menyerahkan seikat bunga. “Pa, seperti biasanya, tolong letakan bunga ini di makam anakku ya”. Penjaga makam tersenyum dan berkata, “Ibu, selama bertahun-tahun ibu melakukan ini”. Wanita paruh baya itu menjawab, “Anakku telah tiada, untuk apa aku hidup, hidupku hanya untuk anakku”. Penjaga makam itu pun berkata dengan bijaksana, “Anak ibu akan sedih melihat ibu seperti ini. Teruslah melanjutkan hidup, masih banyak hal baik yang bisa ibu lakukan”. Beberapa bulan kemudian, sebuah mobil mewah parkir di depan pintu sebuah makam. Seorang wanita cantik paruh baya turun dengan senyum berseri dan menghampiri penjaga makam. “Saya mau mengucapkan terima kasih, beberapa bulan lalu saat kita berjumpa di sini, sebenarnya saya mengalami sakit kanker otak. Saya putus asa, rasanya ingin mati bersama anakku, tetapi berhasil bangkit berkat nasihatmu. Saya bersama anak-anak yatim piatu di panti asuhan, mengajarkan mereka membaca, menulis, memasak dan menjahit, semua hal itu membuat saya begitu bahagia”. Keputusasaan bisa menimpa siapa saja pada saat mengalami kesukaran, misalnya pada waktu sakit. Pemazmur mengungkapkan: “tidak ada yang sehat, berdegup, terbungkuk”, jiwanya terancam dan ia mengalami kesepian yang amat sangat. Tuhan dijadikannya sebagi tempat bersandar, mengeluh dan memohon. Saat kita tidak bisa lagi melakukan sesuatu, doalah satu-satunya solusi. Tuhan pasti menjawab doa dan menolong melalui orang-orang di sekitar kita.
Doa: Tuhan, kepada-Mu lah ku serahkan segala pergumulanku. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar