KEKUATAN CINTA MENDASARI HUKUM

Posting Komentar

Beragama dan beriman berbeda satu sama lain. Orang beragama belum tentu beriman, sebaliknya orang beriman belum tentu beragama. Alangkah indahnya jika beragama sekaligus beriman! Apa yang terjadi akhir-akhir ini perihal kekerasan agama yang dilakukan oleh oknum atau kelompok tertentu cukup menarik dan memprihatinkan. Atas nama agama menyakiti orang lain itulah yang terjadi, entah itu disadari sepenuhnya oleh pelaku atau tidak, atau pelaku hanya sekadar 'wayang' yang dimainkan oleh dalang tertentu.  Sabda Yesus hari ini mengkritik orang-orang munafik, yang berpegang teguh pada peraturan tanpa dijiwai oleh iman dan cinta kasih. Menurut hukum taurat, pada hari Sabat setiap orang harus istirahat dari kerja. Maka ketika Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, kepala rumah ibadat itu gusar. Namun, Yesus menentang hukum yang demikian dengan alasan bahwa hukum yang menekan hidup tidak dikehendaki Tuhan. Inilah usaha Yesus untuk melepaskan ikatan yang membelenggu manusia. Nilai keselamatan lebih tinggi daripada hukum, karena itu manusia harus dilepaskan dari belenggu ikatan hukum. Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat. Dialah yang menetapkan hari Sabat untuk menghidupkan dan membina hubungan mulia antara Tuhan dan manusia. Kita semua mungkin mengakui diri sebagai umat beriman, namun apakah menghayati iman dengan benar masih merupakan pertanyaan. Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sehingga hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan yang utama adalah perintah untuk saling mengasihi satu sama lain. Cinta kasih mendasari aneka peraturan dan kebijakan atau tata tertib, sekaligus menjadi sasaran pelaksanaan peraturan, kebijakan atau tata tertib. 

Doa: Ajarilah kami ya Tuhan untu mengerti antara cinta dan hukum. Amin. (Sumber : LPJ GPM.)

Jemaat GPM Soya
Blog yang dibuat untuk membantu pelayanan dalam lingkungan/wilayah Jemaat GPM Soya.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter