Orang kaya yang berlimpah harta benda sudah biasa jika menjadi dermawan namun itupun tidak semuanya. Tetapi bila ada orang miskin menjadi dermawan maka itu yang menarik. Adalah Bai Fang Li menjalani hidup sebagai tukang becak. Hidupnya sederhana karena memang hanya tukang becak. Namun semangatnya tinggi. Pergi pagi pulang malam mengayuh becak mencari penumpang yang bersedia menggunakan jasanya. Ia tinggal di gubuk sederhanya di Tianjin, Cina. Ia memilih menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk menyumbang yayasan yatim piatu yang mengsuh 300-an anak tak mampu ketika usianya menginjak 74 tahun. Pada tahun 2001 usianya mencapai 91 tahun. Ia datang ke yayasan itu, dan bilang pada pengurus yayasan kalau ia tak sanggup lagi mengayuh becak karena kesehatannya memburuk. Saat itu ia membawa sumbangan terakhir sebesar 500 yuan atau setara dengan Ro. 675.000 dengan uang sumbangan terakhir itu total ia sudah menyumbang 350.000 yuan atau setara dengan Rp. 472,5 Juta. Anaknya, Bai Jin Feng, baru tahu kalau selama ini ayahnya menyumbang ke yayasan tersebut. Tahun 2005, Bai Fang Li meninggal setelah terserang penyakit kanker paru-paru. Keluarga kita bisa belajar bahwa Bai Fang Li, meskipun ia miskin tetapi bersedia dan rela hati mau membantu mereka yang menderita. Cara hidup seperti itu sebagai tanda ikut serta memberitakan injil kepada sesama yang berada dalam kesulitan hidup.
Doa: Ya Tuhan, semangatilah kami dengan kuasaMu supaya kami bisa saling membantu, meskipun dalam kekurangan. Amin!.
Posting Komentar
Posting Komentar