Tidak ada hal lain yang dapat
dilakukan oleh manusia untuk menyenangkan hati Tuhan, selain hidup menuruti
kehendak-Nya. Pada perikop ini jelas terbaca bahwa Allah menghendaki agar umat
Israel menghormati hari Sabat. Tanda Israel menghormati hari Sabat yakni tidak
melakukan, menjalankan, mengurusi dan membicarakan hal-hal terkait dengan
kepentingan diri sendiri ( ay.13) di hari tersebut. Itu berarti semua hal yang
berkaitan dengan mementingkan diri sendiri haruslah dihindari dan tidak
dilakukan oleh Israel. Hal ini tentu saja berkaitan erat dengan cara hidup
sebagai umat pilihan Tuhan. Dengan menghormati hari Sabat, maka umat Israel
akan menikmati sukacita, penyertaan dan berkat yang berasal dari-Nya (ay. 14).
Memang hari Sabat yang dimaksudkan diperuntukkan hanya bagi bangsa Israel.
Namun cara hidup yang demikian tidak hanya berlaku bagi bangsa Israel saja,
melainkan juga bagi kehidupan kekristenan. Sebab memusatkan perhatian hanya
kepada kepentingan diri sendiri dan mengabaikan orang lain, sama halnya dengan meninggalkan
ibadah yang sejati. Karena itu semua
orang kristen diharapkan agar tetap menghargai hari-hari pemberian Tuhan yang
disertai dengan tindakan nyata, yakni tidak mementingkan diri sendiri dan
mengabaikan orang lain. Kita harus melakukan kehendak Tuhan lewat cara hidup
kita yang mencirikan kepribadian sebagai pengikut-pengikut Kristus. Yakinilah,
kesetiaan untuk terus menyenangkan hati-Nya, akan membuahkan berkat bagi kehidupan
kita secara pribadi, keluarga maupun persekutuan.
Doa: Tuhan kami mau selalu hidup
dengan terus menyenangkanMu. Amin
Posting Komentar
Posting Komentar