Tasya sudah bersiap-siap ke gereja untuk
pengembalaan baptisan. Ia dimintakan
menjadi orangtua baptis untuk anak sahabat dekatnya. Ketika hendak
keluar kamar, ia disenggol secara sengaja oleh Nofry kakaknya. Nofry hanya
ingin menggoda Tasya yang hari itu kelihatan cantik dengan memakai make up.
Tasya tidak memahami sikap Nofry. Dengan suara besar, ia mengeluarkan kata
kotor kepada kakaknya itu. Nofry tidak menerima kata makian adiknya. Ia dengan
segera melayangkan tangan hendak menampar adiknya. Untungnya ketika mendengar
keributan kedua anak itu, Vandry sebagai papa keluar dan menasehati mereka agar
saling memaafkan. Tasya pun menyadari kesalahan dirinya. Ini yang mesti
diteladani oleh kita sebagaimana yang ditulis dalam teks hari ini. Dalam ayat
23-24, Yesus menekankan bahwa sebelum mempersembahkan korban kepada Allah,
seseorang harus lebih dahulu berdamai dengan sesamanya. Ini berarti bahwa
ibadah sejati bukan hanya tentang hubungan vertikal dengan Allah, tetapi juga
tentang hubungan horizontal dengan sesama. Pengampunan dan rekonsiliasi
merupakan bagian integral dari ibadah sejati. Jika seseorang datang ke hadapan
Allah dengan hati yang penuh amarah dan kebencian, maka ibadahnya menjadi
sia-sia.
Doa: Tuhan Yesus, tolong kami bisa mengendalikan
kemarahan kami , Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar