Ada ungkapan pepatah tentang menilai orang yang begini bunyinya: “jangan menilai saya dari masa lalu saya, saya tidak hidup di sana lagi”. Sebagian orang agaknya masih suka melakukan seperti yang dikatakan pepatah ini. Kesukaan untuk melihat dan membicarakan kekurangan atau keterbatasan orang lain dan hal yang berhubungan dengan masa lalu mereka, lumrah terjadi. Tapi apakah perilaku ini memberi manfaat? Tentunya tidak. Implikasi dari sikap menilai orang lain dengan masa lalunya sama dengan sikap suka menghakimi. Kedua-duanya memberi dampak negatif terhadap cara pandang bagi orang lain dan dapat mengakibatkan relasi yang kurang harmonis. Penulis Injil Yohanes mengatakan : “kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun”. Artinya bahwa tindakan menghakimi merupakan tindakan yang berdasar pada pikiran manusia yang bisa saja mengikuti keinginan, kepentingan atau tujuannya. Menghakimi orang lain merupakan sikap yang sangat dipengaruhi oleh subjektivitas seseorang. Tidak dapat dianggap benar dan baik tentang hal-hal yang dipakai oleh seseorang sebagai alasannya untuk menghakimi atau menilai seseorang. Berbeda dengan Tuhan sebagai Pencipta dan Penyelamat. Ia adalah kebenaran dan Ia yang layak menghakimi setiap orang sesuai perbuatannya. Sebab Ia tidak melakukannya sendiri, tapi bersama dengan Allah yang mengutus-Nya. Kesaksian Gereja adalah kesaksian tentang Kristus dan Bapa-Nya yang menyelamatkan setiap orang bukan kesaksian yang menghakimi karena kelemahan dan keberdosaan seeorang. Karena itu sebagai orang Kristen, kita bertanggung jawab menyaksikan kehidupan yang menerima orang lain dengan seluruh keberadaannya. Selanjutnya mendukung orang tersebut untuk lebih mengenal Allah dan membarui hidupnya. Kita dapat memulainya dari keluarga. Seorang istri tidak menghakimi suami karena kekurangannya dan kesalahannya, namun menerima dan mendukung perubahan hidup suaminya, demikian pun sebaliknya. Hal tidak menghakimi haruslah terjadi juga dalam relasi antara orang tua dan anak. Tidak saling menghakimi adalah cara bersaksi dan menjadikan gereja kuat.
Doa: Ajarkan kami Tuhan untuk tidak menghakimi. Amin
Posting Komentar
Posting Komentar