Separuh dari hari-hari di bulan terakhir tahun ini telah kita masuki. Kita diminta untuk terus menjalani kehidupan dengan meyakini karya Tuhan yang memulihkan hidup. Kesaksian nabi Zefanya kembali meneguhkan semangat kita untuk menjalani hidup sebagai orang percaya yang berani dan kuat. Sama seperti bangsa Israel yang pulang dari Babel, kitapun dapat saja mengalami rasa takut dan lemah. Hidup ini menjadi bermakna bila dijalani dengan berani dan kuat, bukan takut atau lemah. Rasa takut melemahkan, seolah-olah telah mengalami “patah” tangan. Tak ada hal apapun yang dikerjakan atau dihasilkan. Waktu atau kesempatan berlalu dengan sia-sia tanpa dimanfaatkan secara baik. Orang yang berani dan kuat mampu menjalani hidup dengan berpengharapan dan bersemangat. Nas hari ini mengaskan bahwa pengharapan dan kekuatan berasal dari Tuhan. Penegasan itu sebagaimana disebutkan dalam ayat 16 bacaan kita. “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.” Sambutlah kenyataan hidup dengan tetap bersukacita karena dari Tuhan akan datang kekuatan dan pengharapan. Pernyataan jangan takut merupakan penegasan yang membangkitkan semangat dan harapan untuk tetap bergantung kepada Tuhan. Bergantunglah pada Tuhan di tengah berbagai persoalan, tantangan bahkan godaan dari kekuatan kedagingan dan dunia ini. Menarik bahwa pernyataan jangan takut dalam Alkitab jumlahnya 365 kali. Angka ini sesuai dengan jumlah hari-hari dalam satu tahun. Hal ini berarti bahwa penyertaan Tuhan melingkupi seluruh hari hidup kita. Inilah alasannya mengapa kita harus menjalani hidup dengan berani dan kuat. Tetaplah beraktifitas, jangan menjadi lesu dan diam. Teruslah berkarya dan hasilkanlah prestasi, bersukacitalah senantiasa. Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan dan jadilah umat-Nya yang berani dan kuat. Ia ada di tengah-tengahmu dan membuat engkau tak akan mendapat cela atau malu, tapi kenamaan serta kepujian.
Doa: Bapa Pengasih, jadikanlah kami berani dan kuat jalani hidup ini. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar