TETAPLAH BERJAGA-JAGA

Posting Komentar

Gempa bumi dengan kekuatan 6,8 SR yang melanda provinsi Maluku, khususnya kota Ambon, Kairatu dan pulau Haruku pada tanggal 26 September 2019 memakan korban meninggal 23 orang dan luka-luka sebanyak lebih dari 100 orang. Bencana ini berdampak kepada kerusakan kantor, rumah dan berbagai bangunan lainnya bahkan tidak sedikit masyarakat yang harus mengungsi karena kuatir akan terjadi gempa susulan. Peristiwa ini ada maknanya, kita belajar untuk selalu berjaga-jaga dan waspada. Berjaga-jaga bukan hanya ketika ada dalam kesulitan atau menghadapi bahaya dari luar, namun juga menjaga diri dari setiap tutur kata dan perilaku hidup sehari-hari. Bencana alam yang terjadi dapat juga dipahami sebagai alarm atau pengingat agar sebagai manusia kita menjaga kekudusan hidup. Hal ini diingatkan lewat bacaan saat ini bahwa menjaga diri dari segala hal duniawi yang dapat memabukkan sehingga membuat kita lupa membangun persekutuan dengan Tuhan lewat Doa. Berdoa adalah wujud dari hidup berjaga-jaga agar tidak jatuh dalam berbagai pencobaan namun juga sebagai sumber kekuatan dalam menghadapi setiap tentangan hidup. Keluarga yang berdoa adalah wujud hidup saling mengasihi agar semua tetap terjaga di dalam lindungan Tuhan. Kita harus memperbiasakan diri ada dalam doa atau pergumulan keluarga setiap saat, entah pagi atau malam hari. Ambillah waktu sejenak bersama suami, istri, anak-anak, orang tua dan bangunlah persekutuan doa sebagai cara untuk berjaga-jaga serta wujud syukur atas pemeliharaan Tuhan bagi kehidupan kita. Hal ini tentu akan semakin menguatkan kehidupan antar anggota keluarga bahkan kita dapat menjadikan moment ini untuk saling berbagi kasih. 

Doa: Ya Tuhan, terima kasih untuk penjagaan dan perlindungan-Mu bagi keluarga kami. Amin. 

Jemaat GPM Soya
Blog yang dibuat untuk membantu pelayanan dalam lingkungan/wilayah Jemaat GPM Soya.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter