EDITORIAL
Shalom Aleikhem warga Jemaat,
Sepintas judul di atas hanyalah salah satu bilangan dari sebuah deret hitung yang tanpa makna. Namun sebagai salah satu tahun, akan memiliki seribu makna bagi setiap insankarena ada sejumlah tapak yangyang ditinggalkandanberbagai rona yang digapai. Tergantung sejauh mana perspektif dari masing-masing pribadi untuk memaknai perjalanan panjang di tahun ini. 2014 akan menjadi tahun yang berlalu begitu saja bila ada yang berpendapat bahwa semua yang telah terjadi adalah hal biasa dalam hidup ini. Namun akan menjadi lain, jika pikiran kita terpola untuk sepakat bahwa semua yang dialami berada dalam kehendak Tuhan dan ada maksud Tuhan di balik semua kejadian di sepanjang tahun.
Hari ini, sesuai kalender gerejawi merupakan Usbuh Adventus pertama menjelang Natal Kristus. Jika Adventus bagi bangsa romawi tertuju pada penantian kedatangan kaisar dari medan pertempuran atau perkunjungan ke daerah kekuasaaannya, maka adventus bagi kita selaku umat kepunyaan Allah memiliki dua dimensi yaitu : 1) sebagai persiapan untuk menantikan perayaan kelahiran kristus; 2) sebagai persiapan untuk menantikan kedatangan Tuhan pada kali kedua. Pada titik ini, yang menjadi pertanyaan kritis bagi kita semua adalah : “persiapan bagaimana yang mestinya dilakukan” ?. Merujuk pada khotbah beberapa minggu belakangan ini, maka selaku umat Tuhan kita diajak untuk Cerdas dalam mempersiapkan diri terutama dalam dimensi menanti kedatangan Tuhan. Cerdas dalam membaca alkitab, cerdas dalam membangun hubungan dengan Tuhan dan sesama serta cerdas dalam mengintrospeksi diri dan menilai zaman. Tanpa semua ini maka Adventus dan Natal Kristus akan menjadi sebuah rutinitas belaka.
Pada sisi lain, sesuai kehidupan bergereja di lingkup GPM, 2014 adalah tahun terakhir bagi periodesasi 2010-2015. Potret pelayanan melalui sejumlah program dan kegiatan di jemaat kita mengindikasikan bahwa banyak yang telah dilakukan namun sedikit yang baru dicapai teristimewa terhadap permasalahan utama pelayanan mulai dari konteks umat, pelayan maupun kelembagaan. Ibarat masih jauh panggang dari api untuk mencapai mimpi jemaat sesuai visi dan misi yang telah dicanangkan. Kondisi ini sudah tentu menjadi perhatian tersendiri bagi periodesasi berikutnya karena indikator bagi ketiga konteks pelayanan tersebut sejatinya adalah inti dari pelayanan itu sendiri. Diakui sangat sulit untuk mencapainya, karena pelayanan itu adalah sebuah kondisi yang dinamis, namun ini bukanlah sebuah kemustahilan. Dapat dicapai asalkan disana terbingkai sebuah kebersamaan dengan melibatkan semua potensi yang ada serta didukung strategi yang tepat. Laksana banyak anggota tapi satu tubuh, karena tanggungjawab pelayanan telah didapuk menjadi tugas dan tanggungjawab semua umat Tuhan, bukan saja para pelayan yang telah diberikan kesempatan untuk melayani oleh Sang Khalik.
Selamat mempersiapkan diri dalam usbuh-usbuh Adventus dan selamat merayakan Natal Kristus dalam Kesederhanaan dan Keramahtamahan. “ Joy To The World“
Posting Komentar
Posting Komentar