Thorwaldsen seorang pematung besar, suatu kali memahat patung Yesus. Dia ingin tahu penilaian orang tentang patung itu. Dia mambawa seorang anak kecil untuk memandang patung itu dan bertanya "Menurut kamu siapa dia?" anak itu menjawab "Orang besar". Thorwaldsen sadar dia telah gagal; maka dia mulai mamahat lagi. Ketika selesai, dia mambawa anak itu kembali dan mengajukan pertanyaan yang sama kepadanya. Anak itu tersenyum dan menjawab "Itu adalah Yesus yang berkata, biarlah anak-anak itu datang kepadaKu." Thorwaldsen mengetahui bahwa patung tersebut telah berhasil melewati ujian melalui mata seorang anak. Jika anak itu bilang baik, pasti patung itu baik. Kebaikan dari pandangan mata seorang anak itu adalah sungguh-sungguh baik. Keberhasilan Thorwaldsen membuat patung Tuhan Yesus karena ketekunan dan kesungguhannya.
Orang yang bekerja dengan sunguh-sungguh pasti memperoleh hasil yang baii. Sebaliknya orang yang malas bekerja akan mendatangkan kemiskinan dan kekurangan bagi diri sendiri. Untuk itu kita diajak oleh Amsal agar tidak malas, namun setia mengerjakan pekerjaan yang Tuhan percayakan kepada kita.
Tuhan telah melengkapi kita dengan berbagai karunia dan talenta supaya kita dapat melakukan pekerjaan itu dengan baik dan memperoleh hasil yang baik juga. Dengan bekerja, kita juga sedang melatih tubuh kita agar menjadi kuat, jika malas, maka tanpa kita sadar, kita sedang melemahkan tubuh kita, dan kita akan kehilangan daya yang kita miliki dan kita tidak dapat lagi menghasilkan apa-apa.
Doa: Ya Tuhan, jauhkanlah kami dari sikap malas dan barikan kegembiraan untuk terus bekerja. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar